NorvitaHandayani Student IPB

NorvitaHandayani Student IPB

Senin, 29 Agustus 2016

General Arrangement Kapal Perikanan


NAMA : NORVITA HANDAYANI
NIM      : C44140070






Tugas Bab Mesin Kapal




Nama   : Norvita Handayani
NIM    : C44140070




Tenaga             : 40PK
Type                : origin range
Engine type     : 2-cylinder
Displacement  : 703cc
Output             : 29,4 kw /40hp
Compression Ratio: 6,0
Gear ratio        : 26:13 (2,0)
Weight                        : 7KG Bore x
Stroke              : 80x70mm
Max operating range: 4500-5500rpm.Scavenging;induction:
Loop chargingO;M Transom
Height             :424mm;16,7in


This will calculate engine torque from input BHP and RPM. Enter your data in the green boxes and the answer will appear in the yellow box.

NB  Max engine RPM should not be more than 85% of manufacturers stated max RPM unless a continuous-duty heavy marine diesel is used! NB This excludes power required by ancilliaries driven by the engine, such as hydraulic pumps or generators. NB Each extra gearbox or vee-drive will reduce power by an additional 3%.
This will calculate the Displacement Speed Formula for the hull. Speed:Length Ratio up to 1.6=displacement, from 1.6 to 2.8=semi-displacement, over 2.8=planing
703
Maximum Displacement of vessel in pounds.
6
Waterline Length of vessel in feet.
2
Required maximum speed in knots.

1,000
Speed:Length Ratio. Suggested max practical displacement hull speed for LWL input ---> 3,67 Knots











39
Shaft Horsepower available at propeller from "Torque & Shaft Horsepower" sheet

18
Pounds per Shaft Horsepower available (power/weight ratio)











1
Shaft Horsepower required at propeller




1.213
Pounds per shaft horsepower required.






















For planing hulls, where C= 150 for runabout, 190 for fast, 210 for race.











140
Enter "C" for your hull.














32,9
Approx maximum speed attainable with motor data from "Torque & Shaft HP" sheet.

0
Shaft HP required for speed required at top of page.












                                                                       
2
Speed in knots required from Power Reqd page

28
Max prop shaft rpm from Torque& SHP page

22
80% of max prop shaft rpm





203
desired speed expressed as feet per minute.










9,21
desired speed divided by max prop shaft rpm to give prop feet per minute.








110,51
Theoretical required prop pitch in inches.











94,31%
Estimated prop slip at required top speed.











215
Required prop pitch for top speed.






























This is an automatic calculation from shaft horsepower and rpm at prop on Torque sheet.











16
Propeller Diameter in inches.







15








5
Propeller Pitch in inches.







8


















0.33 mean-width ratio blades. (This means 33% of the "disc" area of prop dia is blades)











Rules of thumb.









One inch diameter = 2.5 inches of pitch.






Two inches extra pitch will cut engine rpm by 450.














If you can't fit the indicated diameter due to clearance, or have plenty room left, the rules

of thumb above will be a useful guide.






The alternatives in light blue squares




















Poster Klasifikasi Acanhaster Planckii


Praktikum Biologi Laut
Kelompok 7 Meja 4


Water Test Pada Beberapa Bahan Alat Penangkapan Ikan





Laporan Praktikum
M.K. BAHAN ALAT PENANGKAPAN IKAN
WATER TEST
Selasa,8 Maret 2016

KELOMPOK 3
Nama anggota kelompok :
1.      C44140064 – Rocky Markiano
2.      C44140015 – Tyas Putri Jayanti
3.      C44140048 – Mimah Cholifah
4.      C44140070 – Norvita Handayani
5.      C44140092 – Sixman Daud



1.Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
   Karakteristik bahan alat penangkapan ikan yang baik yang terbuat dari serat alami maupun serat sintetis, secara umum didasarkan pada pertanyaan seberapa besar kekuatannya, sejauh mana daya tahannya, dan seberapa lama usia pakai bahan tersebut. Lebih lanjut adalah berapa tingkat kekakuanya, bagaimana strukturnya, bagainmana kontruksinya, bagaimana reaksi ikan terhadap bahan tersebut, berapa ukurannya, berapa beratnya, apa warnanya dan banyak lagi pertanyaan umumnya muncul dari para pengguna bahan tersebut sesuai dengan kondisi daan peruntukannya, terutama adalah adakah bahan tersebut dipasaran, jika tidak bagaimana cara memperolehnya, tentunya juga berapa harganya (Fika 2012). Kesesuaian antara sifat bahan dengan kegunaannya akan mempermudah pekerjaan kita. Sifat suatu bahan tergantung dari penyusunnya. Sifat-sifat bahan meliputi kekuatan, kelenturan, ketahanan terhadap air atau api, hangat, halus atau kasar, dan juga kekakuan. Suatu benda dibuat berdasarkan sifat-sifat bahan tersebut (Mastugino 2012).
I.2 Tujuan
            Mengetahui bagaimana karakteristik bahan jaring terhadap air untuk memudahkan pembuatan alat tangkap yang sesuai dan mengetahui ketahanan terhadap pembusukan dan kemampuan bahan tersebut untuk menyerap air.
I.3 Definisi
            Bahan baku atau bahan dasar benang dan jaring terdiri atas serat alami (natural fibre) dan serat sintesis (synthetic fibre). Serat alami adalah serat yang dibuat dengan bahan dasar tumbuhan dan hewan (Klust, 1983a). Contoh serat alami yang berbahan dasar tumbuhan (plant fibre) adalah kenaf, ramie, abaca, jute, flax/linen, sisal, hemp, cotton, soybean, bambu, raffia, rina dll (Wikipedia, 2007). Adapun serat alami yang berbahan dasar hewan (animal fibre) adalah mohair, wool, camel, alpaca, llama, angora, cashmere, yak, silk, sinew dll (Binhaitimes, 2005). Selain serat alami adapula serat sintesis, yaitu serat yang dibuat dari unsur-unsur kimia yang sederhana kemudian digabungkan sehingga terbentuk susunan baru secara lengkap dan kompleks, sehingga mempunyai sifat-sifat baru yang semakin rumit dan berubah dari sifat semula (Klust, 1983a). Contoh-contoh serat sintesis adalah Polyamide (PA), Polyester (PES), Polyethylene (PE), Polyprophylene (PP), Polyvinyl Chloride (PVC), Polyvinyllidene Chloride (PVD), Polyvinyl Alcohol (PVA), dll (Klust, 1983a).  Air selain sebagai sumber kehidupan juga memiliki manfaat sebagai indikator untuk uji coba terhadap suatu penelitian.
II. Alat dan Bahan
            -Gelas Ukur
            -Air 1 Liter
            -Benang dan Bahan pembuat jaring
            -Stopwatch
            -Penggaris
III. Metode Praktikum
            Metode uji coba air terhadap benang dan tali sebagai berikut:
1.Siapkan gelas ukur berisi air sebanyak 1 Liter
2.Celupkan benang pada wadah lain yang berisi air untuk di aklimatisasi,    tujuannya untuk menghilangkan gelembung-gelembung udara yang terdapat pada benang tersebut
3.Benang di celupkan kedalam gelas ukur yang berisikan air 1 liter tersebut lalu dilihat bagaimana benang tersebut tenggelam hingga kedasar, berapa waktu yang diperlukan benang mencapai dasar gelas ukur dan berapa jarak dari titik awal benang di celupkan hingga ke titik atau posisi diamana benang tersebut sudah tidak bisa mencapai dasar gelas ukur tersebut.
V.Pembahasan
            Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui karakteristik berbagai jenis benang terhadap air yaitu pada bahan yang terbuat dari PA ketika dicelupkan kedalam air posisinya horintal dan tenggelam dengan kecapatan rata-rata sebesar 43,76 mm/s. Sedangkan bahan yang terbuat dari PE dan serabut kelapa ketika dicelupkan ke dalam air reaksi yang timbul yaitu mengapung. Dalam memulai identifikasi dengan uji air, sepotong benang jaring yang pendek disimpul dengan simpul over hand yang sederhana. Benang tersebut diletakkan ke dalam suatu bejana yang diisi air. Gelembung-gelembung udara di dalam material tersebut harus dikeluarkan dengan tangan di bawah air. Test air menghasilkan pengklasifikasian material jaring ke dalam dua kelompok yaitu serat sintetis yang terapung di dalam air (PE dan PP) dan serat sintetis yang tenggelam (selain PE dan PP). Serat alami menyerap air sehingga meningkatkan ukuran diameter dan panjang serat. Tali serat alami menjadi kaku, lebih berat serat lebih sulit untuk ditangani. Selama perendaman dalam waktu yang lama serat alami tersebut akan mengalami pembusukan, berkurangannya kekuatan putus dan berkurangnya ketahanan gesekan. Akibatnya serat tersebut akan cepat rusak. Pembusukan serat alami akan mengakibatkan serat tersebut lapuk, apek, dan rapuh. Sedangkan untuk tali yang terbuat dari serat sintesis tidak terpengaruh oleh air, kecuali tali PA yang mungkin mengalami sedikit penurunan breaking strength dan pengerutan jika tidak dikeringkan (Klust 1987).
            Uji tes air ini penting bagi nelayan karena dapat mempertimbangkan bahan menjadi kebutuhan utama agar lebih sesuai dalam pembuatan jaring penangkapan ikan. Uji tes air ini dapat mengetahui ketahanan terhadap pembusukan bukan berarti bahwa sifat bahan sintesis tidak dipengaruhi sama sekali bila direndam dalam air selama periode yang panjang (Klust 1987). Pada bahan PA ketika berinteraksi dengan air maka terbentuk rantai lemah antara keduanya dan bila proses tersebut berlanjut molekul air akan berdifusi masuk kedalam material melalui pori-pori dan menekan rantai polimer sehingga terlepas. Hal ini menyebabkan PA mnegembang seiring dengan bertambahnya kelembababn (Subani 1989).

VI.Penutup/Kesimpulan
            Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa benang yang terbuat dari PA memiliki karakteristik atau ciri-ciri tenggelam secara horizontal dengan kecepatan rata-rata tenggelam sebesar 26,38 mm/s. Pada bahan yang terbuat dari PE dan serabut kelapa tidak memiliki reaksi apapun (terapung).
VII.Saran
            Untuk praktikum selanjutnya adalah sebaiknya praktikan lebih dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, karena waktu yang diberikan terbatas dan ketelitian praktikan dalam proses pengukuran harus ditingkatkan.



Daftar Pustaka
Klust, Gerhard. 1987. Bahan Jaring untuk Alat Penangkapan Ikan. Edisi ke-2.
            (Penterjemah Team BPPI Semarang). Terjemahan dari  Netting Materials
            for Fishing Gear
. Semarang: BPPI Semarang. 187 hal.
Subani W, H.R.Barus. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut di
           Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. Jakarta : Balai Penelitian 
           Perikanan laut. BadanPenelitian dan Pengembangan Pertanian.
           Departemen Pertanian (219-220)
Fika.2012. KAJIAN PEMANFAATAN DAUN PANDAN MENGKUANG  (Pandanus artocapus) SEBAGAI SERAT ALAMI UNTUK BAHAN ALAT PENANGKAPAN IKAN.Riau (ID).Fakultas Perikanan dan Ilmu kelautan Unuversitas Riau














LAMPIRAN

 
Gambar 1.Benang PA                         Gmbar 2. Beanang PE
 
Gambar 3. Serabut Kelapa                  Gambar 4. Bahan Praktikum