TUGAS PENGANTAR ILMU PERIKANAN DAN KELAUTAN
USAHA PERIKANAN TERIPANG DI KEPULAUAN SERIBU
PROVINSI DKI JAKARTA
NAMA : NORVITA HANDAYANI
NIM : C44140070
NAMA DOSEN : MULYONO S BASKORO
DEPARTEMEN
PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS
PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT
PERTANIAN BOGOR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perairan Indonesia memiliki beragam
jenis sumberdaya ikan termasuk teripang yang pemanfaatannya cukup intensif di
berbagai daerah. Sumber daya teripang berperan penting sebagai salah satu
komoditas ekspor perikanan dengan pasar utama yaitu Hongkong, Singapura, Korea
Selatan, Malaysia, Jepang, Amerika dan beberapa negara Eropa. Adapun negara
pemasok utama teripang di pasaran internasional antara lain Indonesia.
Filipina, Kaledonia Baru, Maldives, India, dan Srilangka. Sekitar 53 jenis
teripang yang ditemukan, terdapat sekitar 22 jenis dapat dikonsumsi, dan
delapan jenis diantaranya memiliki nilai pasar tinggi. Kedelapan jenis tersebut
adalah teripang pasir, teripang susuan atau karo, teripang batu, teripang bilabo,
teripang lotong, terpang mata kucing, dan teripang nanas.
Komoditi perikanan teripang memiliki
prospek cukup baik dan bernilai ekonomis tinggi, baik di pasar lokal maupun
internasional. Jenis biota ini dikenal pula dengan nama ketimun laut.
Berdasarkan hasil penelitian, kandungan nutrisi terpang sangat tinggi, yaitu
dalam kondisi kering terdiri atas protein 82%, lemak 1,7%, kadar air 8,9% dan
karbohidrat 4,85. Hal ini yang menjadikan teripang menjadi salah satu komoditi
yang bernilai tinggi.
Kabupaten Administrasi Kepulauan
Seribu terdiri atas dua kecamatan yaitu Kecamatan Kepulauan Seribu Utara daan
Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan. Wilayah pemerintahan pemukiman Kepulauan
Seribu Utara memiliki tiga wilayah kelurahan, yaitu Kelurahan Pulau Panggang,
Kelurahan Pulau Harapan, dan Kelurahan Pulau Kelapa. Kelurahan Pulau Panggang
merupakan gugusan pulau-pulau yang terdiri dari 13 pulau. Pulau yang
diperuntukan sebagai pemukiman yaitu Pulau Panggang dan Pulau Pramuka, 6 pulau diperuntukan sebagai
tempat peristirahatan dan sisanya untuk PHU (Perlindungan Hutan Umum).
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
sistem perkembangan perikanan di Kepulauan Seribu?
2.
Bagaimana
kelayakan usaha yang meliputi modal investasi, biaya usaha, penerimaan dan
pengembangan usaha?
1.3 TUJUAN
1.
Mengetahui
sistem perikanan teripang di Kepulauan Seribu
2.
Mengetahui
aspek kelayakan usaha berupa modal investasi, biaya usaha, penerimaan usaha
serta strategi pengembangannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ANALISIS SISTEM PERIKANAN TERIPANG
Berdasarkan Analisis pada aspek
biologi diketahui bahwa musim puncak penangkapan teripang di Kepulauan Seribu
terjadi dua kali dalam setahun, yaitu bulan Maret-April dan Oktober-November.
Bulam Maret-April merupakan bulan setelah musim pemijahan teripang berlangsung
saat musim penghujan. Pemijahan teripang biasanya berlangsung saat musim
penghujan, karena pada musim tersebut terjadi penurunan salinitas yang dapat
menyebabkan perangsangan matang gonad dan pemijahan. adapun analisis terkait
aspek sosial diketahui bahwa nelayan teripang yang aktif dan produktif
merupakan nelayan pendatang dari Madura. Meskipun secara umum nelayan di
Kepulauan Seribu terdiri dari nelayan lokal dan pendatang dalam kehidupan
sosialnya mereka mampu berinteraksi dan bekerjasama dengan baik.
Berdasarkan Peraturan Gubernur
Provinsi DKI Jakarta No/117/2011 mengenai UMP (Upah Minimum Provinsi) 2010
yaitu sebesar Rp 1.529.150, dapat dikatakan kesejahteraan nelayan baik karena
melebihi UPM yaitu dengan rata-rata pendapatan perbulan Rp 3.300.333.
Pendapatan nelayan ini merupakan akumulasi dari pendapatan selama 1 tahun.
Sebagian besar nelayan teripang bersifat musiman, ketika musim penghujan
(Desember-Februari) cuaca cenderung buruk dengan seringnya hujan dan angin
kencang. Hal ini menyebabkan nelayan libur melaut bahkan sampai selama musim
penghujan berakhir. Selama libur melaut ini biasa nelayan melakukan pekerjaan
lain.
2.2 ASPEK KELAYAKAN USAHA
MODAL INVESTASI
Modal investasi adalah pengeluaran
atau modal yang digunakan untuk menjalankan suatu usaha perikanan tangkap. Pada
usaha yang diilakukan penulis skripsi mengenai ini yaitu investasi usaha
sebesar Rp 41.050.000. Modal ini digunakan untk investasi kapal sebesar Rp
25.000.000, 2 mesin berkekuatan 23 PK masing-masing sebesar Rp 2.500.000 dan
alat bantu dalam penangkapan seperti lampu petromaks 5 buah sebesar Rp
1.050.000, masker 5 buah sebesar Rp 750.000, senter laut 3 buah sebesar Rp
1.500.000, kompresor Rp 3.000.000, regulator dan masker 3 pasang Rp 750.000,
selang 100 meter Rp 2.500.000 dan peralatan masak Rp 600.000.
BIAYA USAHA
Biaya usaha adalah biaya yang
dikeluarkan untuk melakukan operasi penangkapan. Total biaya yang digunakan
peneliti skripsi yang digunakan dalam pembuatan makalah ini yaitu sebesar Rp
44.725.000, terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Penggunaan biaya
ini untuk perawatan kapal, perawatan mesin, penyusutan kapal, penyusutan mesin,
penyusutan lampu petromaks, penyusutan penganak. Biaya tidak tetap atau disebut
juga biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan jika melakukan operasi
penangkapan dan jumlahnya dapat berubah sesuai kebutuhan operasional
penangkapan. Penggunaan biaya ini untuk membeli bahan bakar, oli, konsumsi
nelayan, biaya pengiriman barang dan bagi hasil penerimaan.
PENERIMAAN USAHA
Penerimaan usaha merupakan hasil
yang didapat dari operasi penagkapan. Besarnya penerimaan yang di dapat dari
penjualan hasil tangkapan selama 1 tahun yaitu 321.350.000. penerimaan usaha
diperoleh dari 2 musim, yaitu musim oboran dan musim sedang. Total penerimaan
pada musim oboran sebesar Rp 209.150.000 dengan jumlah produksi sebanyak 429 kg
berupa teripang kering. Total penerimaan pada musim sedang adalah Rp
112.200.000 dengan jumlah produksi sebanyak 219 kg berupa teripang kering.
STRATEGI PENGEMBANGAN
Penentuan arah
strategi pengembangan dengan metode SWOT berdasarkan faktor internal terdiri
dari kekuatan (strength) dan
kelemahan (weaknesses) yang secara
langsung mempengaruhi kegiatan usaha. Faktor eksternal terdiri dari peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang turut berpengaruh kepada
pengembangan perikanan teripang di kepulauan seribu. Kondisi internal pada
usaha perikanan teripang yang ada di Kepulauan Seribu didominasi kekuatan yang
dapat mendorong pengembangan usaha teripang. Adapun kekuatan yang dimiliki
yaitu usaha perikanan yang menguntungkan. Usaha yang menguntungkan ini
menjadikan motivasi melaut para nelayan tinggi. Selain itu tersedianya
sumberdaya teripang di Kepulauan Seribu disebabkan kondisi perairan sesuai
dengan habitat teripang, yakni ekosistem terumbu karang dan lamun.
Strategi pengembangan yang harus
dilakukan, antara lain: 1). Mengoptimalkan usaha dan potensi pasar,strategi ini
diperlukan untuk pemanfaatan dalam jangka panjang, perlunya kerjasama dengan
daerah lain juga diperlukan. 2). Peningkatan SDM, memberikan penyuluhan dan
pembinaan kepada para nelayan mengenai penangkapan teripang dan prosedur aman
saat menyelam serta memberikan pelantikan mengenai teknologi perikanan tangkap
juga dapat dilakukan. 3). Peningkatan kerjasama permodalan dengan bank dan
pemerintah, kerjasama ini digunakan untuk memberikan kelancaran operasional dan
pengembangan usaha. 4). Pengawasan kegiatan usaha perikanan teripang. 5). Restocking, meskipun kegiatan usaha
teripang masih menghasilkan keuntungan besar namun, program restocking teripang perlu dilakukan demi kelestarian teripang dan
kelanjutan usaha.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Sebagian besar
nelayan teripang bersifat musiman, ketika musim penghujan (Desember-Februari)
cuaca cenderung buruk dengan seringnya hujan dan angin kencang hal tersebut
yang menyebabkan nelayan libur melaut bahkan sampai selama musim penghujan
berakhir. Strategi pengembangan yang harus dilakukan, antara lain: 1).
Mengoptimalkan usaha dan potensi pasar,2). Peningkatan SDM, 3). Peningkatan
kerjasama permodalan dengan bank dan pemerintah, 4). Pengawasan kegiatan usaha
perikanan teripang. 5). Restocking.
3.2 SARAN
Perlu adanya kajian lebih dalam
mengenai keragaman hasil peikanan teripang, serta perwujudan strategi
pengembangan yang harus dilakukan.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Ardianingtyas
Ibni Albar. 2013. USAHA PERIKANAN TERIPANG DAN PENGEMBANGANNYA
DI KEPULAUAN SERIBU PROVINSI DKI JAKARTA.
Bogor (ID): Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor
Mbak tau kah, kepada siapa si Pulau Seribu saya bisa beli teripang?
BalasHapus