NorvitaHandayani Student IPB

NorvitaHandayani Student IPB

Senin, 29 Agustus 2016

Prosesn Upwelling



PROSES TERJADINYA UPWELLING

MATA KULIAH DAERAH PENANGKAPAN IKAN




                                                Nama   : Norvita Handayani
                                                NIM    : C44140070






DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016






BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang     
            Upwelling merupakan fenomena oseanografi yang melibatkan wind-driven motion yang kuat, dingin dan biasanya membawa massa air yang kaya akan nutrien ke arah permukaan laut. Upwelling juga merupakan fenomena atau kejadian yang berkaitan dengan gerakan naiknya massa air laut. Meningkatnya produksi perikanan di suatu perairan dapat disebabkan karena terjadinya proses air naik (upwelling). Karena gerakan air naik ini membawa serta air yang suhunya lebih dingin, salinitas yang tinggi dan tak kalah pentingnya zat-zat hara yang kaya seperti fosfat dan nitrat naik ke permukaan. proses upwelling merupakan suatu proses dimana massa air laut dalam didorong ke atas dari kedalaman sekitar 100 hingga 200 meter yang terjadi di sepanjang pantai di banyak benua. Karena pada  umumnya pergerakan arus selalu membentuk sudut baik dari maupun ke arah laut sebagai efek dari gaya Coriolis dan divergensi Ekman, sehingga akan menyebabkan terjadinya aliran air laut yang menjauhi garis pantai. Akibatnya akan terjadi kekosongan massa air laut di bagian permukaan yang kemudian massa air yang berada di bagian dalam akan bergerak naik ke atas untuk mengisi kekosongan di permukaan. Upwelling dapat terjadi di daerah pantai maupun laut lepas. Keadaan tofografi dasar perairan Indonesia sangat beragam. Ketidakteraturan tofografi dasar perairan Indonesia ini antara lain disebabkan oleh banyaknya pulau, penyempitan atau pelebaran selat, juga banyak terdapat “sill” di mulut cekungan laut. Aliran massa air yang semula tampak sederhana menjadi tidak sederhana lagi. Hal ini juga berpengaruh terhadap proses upwelling (Khrisna 2012).
1.2 Tujuan
            1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan fenomena Upwelling
            2. Mengetahui bagaimana proses terjadinya Upwelling
           
BAB II
DASAR TEORI
            Teori Ekman menjelaskan tentang pergerakan arus oleh angin permukaan yang mengalami pergeseran karena efek Coriolis. Upwelling adalah istilah yang menyatakan proses penaikan massa air dari bawah ke permukaan perairan laut atau dengan kata lain proses mengalirnya arus secara vertikal ke arah atas. Berdasarkan mekanisme pembentukan, Upwelling terbagi dua dalam hal tetrsebut yaitu mekanisme Transport Ekman dan mekanisme Transport Divergennsi. Mekanisme Transport Mekanisme Transport Ekman umumnya untuk menjelaskan proses upwelling yang terjadi di daerah pantai ( Bowden, 1983 ; Thurman, 1991; Stewart, 2002) Upwelling di daerah pantai terjadi karena adanya angin yang bertiup sejajar dengan garis pantai  Mekanisme divergensi awalnya berkaitan dengan transport Ekman, namun umumnya mekanisme divergensi untuk menjelaskan kejadian upwelling di daerah yang jauh dari pantai, misalnya Upwelling Equatorial yang terjadi di Samudera Hindia, Samudera Pasifik atau Atlantik. Digerakkan oleh angin dari timur ke arah barat (angin Pasat ). Secara teoritis terjadinya upwelling karena adanya pengaruh anign dan adanya proses divergensi Ekman dan secara teoritis pula aing mengakibatkan terjadinya arus horizontal yang bergerak di permukaan perairan laut (Benni 2012).


BAB III
PEMBAHASAN
            Proses upwelling merupakan fenomena alam yang sering terjadi di perairan laut, khususnya di perairan laut di daerah khatulistiwa. Secara teoritis terjadinya proses upwelling karena adanya pengaruh angin dan adanya proses divergensi Ekman. Secara teoritis angin mengakibatkan terjadinya arus horisontal yang bergerak di permukaan perairan laut. Angin tersebut juga dapat mengakibatkan pergerakan massa air yang disebut taikan atau penaikan air (upwelling) dan sasapan atau penyasapan/ penenggelaman air (downwelling). Sementara itu, adanya proses pergerakan angin tidak langsung searah dengan pergerakan permukaan air laut tetapi, di belahan bumi utara bergerak sekitar 45° ke arah kanan. Teori ini dikenal dengan spiral Ekman (Komitmen 2015).
            Angin yang mendorong lapisan air permukaan mengakibatkan kekosongan di bagian atas, akibatnya air yang berasal dari bawah menggantikan kekosongan yang berada di atas. Oleh karena air yang dari kedalaman lapisan belum berhubungan dengan atmosfer, maka kandugan oksigennya rendah dan suhunya lebih dingin dibandingkan dengan suhu air permukaan lainnya. Walaupun sedikit oksigen, arus ini mengandung larutan nutrien seperti nitrat dan fosfat sehingga cederung mengandung banyak fitoplankton. Fitoplankton merupakan bahan dasar rantai makanan di lautan, dengan demikian di daerah upwelling umumnya kaya ikan. Rendahnya temperatur permukaan laut menyebabkan hilangnya panas dan mengubah iklim local. Air bawah permukaan yang dibawa ke permukaan dari kedalaman 100-200 meter kaya akan nutrien, yang mendukung pertumbuhan. Daerah upwelling ini mendukung pertumbuhan organisme laut yang menyediakan sekitar setengah perikanan dunia (Agus 2004).
            Selain itu adanya pesebaran suhu dan salinitas yang berbeda pada tiap perairan merupakan slah satu indikator terjadinya fenomena Upwelling. Air laut bersalinitas lebih tinggi terdapat di daerah lintang tengah dimana evaporasi tinggi. Air laut lebih tawar terdapat di dekat ekuator dimana air hujan mentawarkan air asin di permukaan laut, sedangkan pada daerah lintang tinggi terdapat es yang mencair akan menawarkan salinitas air permukaannya. Di perairan lepas pantai yang dalam, angin dapat pula melakukan pengadukan di lapisan atas hingga membentuk lapisan homogen kira-kira setebal 50-70 m atau lebih bergantung intensitas pengadukan. Di perairan dangkal, lapisan homogen ini berlanjut sampai ke dasar. Di lapisan dengan salinitas homogen, suhu juga biasanya homogen. Baru di bawahnya terdapat lapisan pegat (discontinuity layer) dengan gradasi densitas yang tajam yang menghambat percampuran antara lapisan di atas dan di bawahnya. Di bawah lapisan homogen, sebaran salinitas tidak banyak lagi ditentukan oleh angin tetapi oleh pola sirkulasi massa air di lapisan massa air di lapisan dalam. Gerakan massa air ini bisa ditelusuri antara lain dengan mengakji sifat-sifat sebaran salinitas maksimum dan salinitas minimum dengan metode inti (core layer method) (Edi 2012).

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
            Upwelling juga merupakan fenomena atau kejadian yang berkaitan dengan gerakan naiknya massa air laut. Upwelling terbagi dua dalam hal tetrsebut yaitu mekanisme Transport Ekman dan mekanisme Transport Divergennsi. Secara teoritis terjadinya proses upwelling karena adanya pengaruh angin dan adanya proses divergensi Ekman. Secara teoritis angin mengakibatkan terjadinya arus horisontal yang bergerak di permukaan perairan laut. Angin tersebut juga dapat mengakibatkan pergerakan massa air yang disebut taikan atau penaikan air (upwelling) dan sasapan atau penyasapan/ penenggelaman air (downwelling). Sementara itu, adanya proses pergerakan angin tidak langsung searah dengan pergerakan permukaan air laut tetapi, di belahan bumi utara bergerak sekitar 45° ke arah kanan. Selain itu adanya pesebaran suhu dan salinitas yang berbeda pada tiap perairan merupakan slah satu indikator terjadinya fenomena Upwelling. Air laut bersalinitas lebih tinggi terdapat di daerah lintang tengah dimana evaporasi tinggi.  


 
DAFTAR PUSTAKA

Edi.K,Siom.T.2012. Suhu dan Salinitas Permukaan Merupakan Indikator   Upwelling Sebagai Respon Terhadap Angin Muson Tenggara di Perairan    Bagian Utara Laut Sawu. Jurnal ILMU KELAUTAN Vol. 17 (4): 226-23.  ISSN 0853-7291

Agus,S.2014.Efek Upwelling Terhadap Kelimpahan Dan Distribusi Fitoplankton   Di Perairan Laut Banda dan Sekitarnya.Jurnal Makara Sains Vol 8 No.2

Benni,Aditya.2012.Upwelling.Bandung (ID): Universitas Padjajaran

Khrisna,S.2012.Upwelling Pada Perairan.Bandung (ID):Universitas Padjajaran.

Komitmen.2015. Korelasi Teori Ekman dengan Terjadinya Upwelling di Laut Banda .[Online].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar